Tetamu 2 Tanah Haram

Perasaan rindu ini hasil dari doa Nabi Ibrahim a.s. ketika meninggalkan Hajar dan anaknya Nabi Ismail a.s. atas perintah Allah,
"Wahai Tuhanku, aku tinggalkan zuriatku di lembah yang gersang di sisi rumahMu (Baitikal Haram) untuk didirikan solat di atasnya. Oleh itu Ya Allah, jadikanlah hati manusia rindu kepadanya, moga-moga mereka selalu kembali kepadanya (Mekah)." ......Dan itulah aku yang Menggamit Rindu Haramain....

TV AL HIJRAH - LABBAIKALLAH 17 SEPTEMBER 2015 / 3 ZULHIJJAH 1436 HIJRAH https://www.youtube.com/watch?v=w7GjzeKhECs


Friday 18 September 2015

SEPERTI BAYI YANG BARU DILAHIRKAN

Kembali Suci Seperti Bayi Baru Lahir

 
Oleh Desi Karunia Sari pada 13 February 2015

         

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa berhaji karena Allah dan ia tidak melakukan perbuatan kotor serta berlaku fasik, maka diia kembali dalam keadaan seperti pada hari dilahirkan ibunya.’”
 
  1. Diriwayatkan oleh Turmudzi dari ibn Abbas, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa melakukan tawaf lima puluh kali, maka dia keluar dari dosa dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan”
     
  2. Dari Salamah bin Abdurahman bin Auf, ayahku berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Allah SWT telah mewajibkan ibadah puasa Ramadhan, dan disunnahkan untuk melakukan salat sunat, maka barang siapa mengerjakannya karena iman dan melakukan intropeksi, makan dia keluar dari dosa dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan’”
     
  3. Dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa dari pagi Idul Adha melakukan talbiyah—labbaik allahumma labbaik—hingga matahari terbenam, maka dosa dosanya dihapuskan seperti bayi yang baru dilahirkan”
     
  4. Dari Aisyah,  Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa melakukan salat fajar, kemudian dia tetap di tempat duduknya sedang ia tidak tergoda urusan duniawi, dengan terus melakukan zikir kepada Allah SWT, kemudian ia melakukan salat Dhuha empat rakaat, maka dia keluar dari dosa dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan.” (Diriwayatkan oleh Ibn Sunni)
     
  5. Dari Utsman, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang apabla selesai mengerjakan wudhu membaca : Asyhadu alla ilaaha illallah, sebanyak tiga kali, maka ia akan dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan seperti bayi yang baru dilahirkan” (Diriwayatkan oleh Ibn Sunni)
     
  6. Dari Anas, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang hamba sakit selama tiga hari, maka ia keluar dari dosa dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan.” (Diriwayatkan oleh Thabrani dalam kitab al-Ausat wa ash-shaghir)
     
  7. Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa mengerjakan puasa Ramadhan dan diikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka dia keluar dari dosa dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, serta Thabrani dalam kitab al-Ausath)
     
  8. Dari Anas, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa pergi untuk memenuhi hajat temannya yang Muslim, maka Allah akan menulis setiap langkahnya sebagai kebajikan hingga ia kembali. Dan, apabila dia membantu memenuhi hajat temannya tadi dia keluar dari dosa dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan, dan apabila dia meninggal saat diantara keduanya maka dia akan dimasukan ke syurga tanpa dihisab.” (Dirwayatkan oleh Abu Ya’la al-Mushili)
     
  9. Dari Ibn Abbas, Rasulullah SAW bersabda, “Suatu hari aku didatangi utusan Tuhanku—dalam riwayat yang lain, Tuhanku mendatangiku dengan wujud-Nya yang sangat indah—lalu berkata, ‘Wahai Muhammad’ Lalu aku menjawab, ‘Labbaik wa sa’daik’ (Aku datang Yang Mulia. Dengan Senang Hati Yang Mulia). Lalu Dia berkata, ‘Apakah kamu tahu apa yang diperdebatkan oleh para penghuni langit?’ Maka aku menjawab, ‘Aku tidak tahu wahai Tuhanku.’ Kemudian Dia meletakan kedua tangan-Nya ke atas pundakku, dan aku merasakannya sangat dingin hingga ke dadaku. Kemudian aku tahu apa yang ada dilangit dan di bumi—atau ia mengatakan apa yang ada antara barat dan timur. Kemudia Dia bertanya, ‘Apakah kamu tahu apa yang membuat penghuni langit itu berdebat ‘Ya aku tahu,’ kataku. Mereka—para malaikat—berdebat tentang derajat amal perbuatan manusia, yang dapat menghapuskan dosa dosanya seperti, amal  baik menghadiri jamah, menyempurnakan wudhu di malam yang dingin, dan menantikan salat sesudah salat. Maka barangsiapa yang mengerjakannya akan hidup dengan penuh kebajikan, dan dia akan dikeluarkan dari dosa dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan’ ” (Diriwayatkan oleh Turmudzi. Ia mengatakan bahwa hadis ini hasan)
Dikutip dari buku “Penghapus Dosa dan Pahala Amal Salih”

Thursday 17 September 2015

Allah turun ke langit dunia menerima taubat dan permohonan hambaNya


ALLAH TURUN KE LANGIT DUNIA

Kredit dari blog http://www.konsultasisyariah.com/hari-arafah-hari-paling-istimewa/

Hari Arafah, Hari Paling Istimewa

                                            
hari arafah

Hari Arafah

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Hari itu, 9 Dzul Hijjah tahun 10 H (peristiwa haji wada), merupakan momen paling bersejarah di padang Arafah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai manusia yang paling dicintai Allah, bersama ratusan ribu sahabatnya, sedang menunaikan rukun Islam yang kelima.

Inilah haji pertama sekaligus terakhir yang beliau tunaikan, setelah diangkat menjadi Nabi. Benar-benar peristiwa langka dan momen luar biasa. Apalagi jika mengingat bahwa wukuf di Arafah adalah inti dari ritual haji. Sabda beliau,
الْحَجُّ عَرَفَةُ
“Haji adalah Arafah”. (HR. Ahmad 18774, Nasai 3016, Turmudzi 889, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Gersangnya padang Arafah dan teriknya matahari, sama sekali tidak mengurungkan tekad para sahabat untuk memerhatikan dengan seksama setiap gerakan dan ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebab beliau sendiri berulang kali mengingatkan sedari awal, agar mereka meneladani praktik manasik ini sebaik mungkin, sebab beliau mungkin takkan berjumpa lagi dengan mereka setelah itu.
Masih tertanam kuat dalam ingatan para sahabat, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menggambarkan fenomena wukuf yang demikian agung tadi dalam sabdanya,

إِذَا كَانَ يَوْمُ عَرَفَةَ إِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ إِلَى السَّمَاءِ فَيُبَاهِي بِهِمُ الْمَلَائِكَةَ، فَيَقُولُ: انْظُرُوا إِلَى عِبَادِي أَتَوْنِي شُعْثًا غُبْرًا ضَاحِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ أُشْهِدُكُمْ أَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ ” فَتَقُولُ لَهُ الْمَلَائِكَةُ: أَيْ رَبِّ فِيهِمْ فُلَانٌ يَزْهُو وَفُلَانٌ وَفُلَانٌ قَالَ: يَقُولُ اللَّهُ: «قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ»
“Pada hari Arafah, Allah turun ke langit dunia dan membanggakan mereka yang wukuf di hadapan para malaikat. Allah berkata, “Lihatlah hamba-hamba-Ku itu! Mereka datang dari segala penjuru dengan rambut kusut dan tubuh berdebu… saksikanlah oleh kalian, bahwa Aku telah mengampuni mereka”. Para malaikat menyela, “Akan tetapi di sana ada si fulan dan si fulan ?”, namun kata Allah: “Aku telah mengampuni mereka”.

Lanjut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
فَمَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرُ عَتِيقًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ
“Tidak ada satu hari pun yang saat itu Allah demikian banyak membebaskan manusia dari neraka, melebihi hari Arafah.” (HR. Ibnu Khuzaimah no. 2840 dan Ibnu Hibban no. 3853. Hadits ini dihasankan oleh Ibnu Mandah dalam kitab At Tauhid, no. 984)

Jangan anda bayangkan bahwa kondisi mereka seperti jemaah haji kita saat ini. Jemaah haji kita hanya menempuh sepuluh jam untuk tiba di tanah suci, sedangkan para sahabat harus menempuhnya dalam sepuluh hari. Jemaah kita menaiki pesawat yang full AC, sedangkan para sahabat hanya mengendarai unta dengan terpaan hawa panas gurun pasir. Makanya, dapat dipastikan bahwa setelah 10 hari lebih dalam keadaan ihram, rambut mereka pasti kusut dan berdebu.

Mereka juga tidak tinggal dalam kemah yang sejuk dengan makanan yang melimpah. Mayoritas sahabat – termasuk Rasulullah – justru melalui hari yang demikian terik tadi tanpa naungan apapun.

Singkatnya, pada hari itu terkumpullah pada mereka sejumlah faktor penting penyebab terkabulnya doa. Mulai dari kondisi yang memprihatinkan, waktu dan tempat yang mulia, hingga dekatnya Allah kepada mereka.
Dikutip dari Majalah Pengusaha Muslim edisi ke-27 Oleh: Ustadz Sufyan Baswedan.